Kamis, 10 Maret 2011

RIWAYAT SINGKAT PENDIRI


Bapak Pengasuh Pondok Pesantren Ummul Qurok mempunyai nama lengkap “Kyai MUKRI EFFENDI B.A sesosok pria kelahiran 15 Januari 1948 ini merupakan putra pasangan Bapak H. AHMAD TASLIM dan Ibu DAIRAH. Beliau dibesarkan dilingkungan pondok pesantren Di kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Di usia baru menginjak 7 tahun beliaupun harus sudah jauh dari kasih sayang orang tua karena harus sudah belajar hidup mandiri yakni di Pondok Pesantren, itupun tidak sebentar.
Pada tahun 1955 M beliau mondok di karanggede dengan pimpinan pondok Bapak KH. ZAENAL MAKARIM. Tak sampai disitu beliaupun harus pindah kepondok petek susu’an salatiga semarang tahun 1957 sampai dengan tahun 1962 yang dipimpin oleh Bapak K. Syeih JUPRI.
Lepas dari pendidikan pondok pesantren beliau meneruskan pendidikan didaerah solo hingga lulus. Ditahun 1966 beliau mendapat kehormatan dari kantor (kementrian agama) sebab dimasa itu di angkat menjadi guru agama dan selanjutnya menjadi kepala sekolah madrasah ibtidaiyah hingga tahun 1984. tidak puas dengan hasil yang diraih saat itu beliau melanjutkan study diperguruan tinggi pada saat itu bernama UNIS. Di-UNIS study berjalan dengan lancar hingga mendapat gelar Sarjana Muda (BA).
Di tahun berikutnya beliau mengepakkan sayapnya kedaerah kabupaten Jepara. Disana beliau diangkat oleh KANDEPAG (saat itu) menjadi Aliansi Aliran Rohani. Dan pada tahun 1971 dengan kegigihan dan kesabaran beliau mendapat kepercayaan di kabupaten boyolai. Beliau menjadi ketua Nahdlatul Ulama sekecamatan klego, hingga perjalanan berikutnya mendapat kehormatan pula dari salah satu partai politik (PARPOL). Beliau menjadi JURKAM (Juru Kampanye) Partai GOLKAR (Golongan Karya). Selain itu beliau pernah juga menjabat  ketua  Partai  SYUNI  se-kabupaten  Boyolali  dan  wakil  ketua      se-JATENG.      
Disuatu hari beliau mendapat petuah dari seorang kyai bahwa harus meninggalkan pekerjaan sebagai seorang pegawai negeri. Sehingga beliau harus memutuskan antara mengikuti petuah atau meneruskan pekerjaan dipemerintahan.
Hingga akhirnya beliau pada tahun 1989 melamar suatu pekerjaan menjadi seorang pelaksana (kepala proyek) yang terletak di solo. Pada saat itu bernama PT. Darmais. Suatu perusahan terbesar dinegara ini yang masih bersangkutan dengan keluarga Cendana. Di tahun berikutnya 1997 beliau mengundurkan diri dan mengikuti petuah dari seorang kyai tersebut diatas hingga beliau mendapat ilmu hikmah tanpa disangka dan disadari dari KH. Syeih ABAH ANOM di Tasik Malaya.
Awwal mulanya beliau tidak menduga akan menjadi pengasuh Pondok Pesantren, Namun berkat petunjuk seorang kyai dapat dijalankan dengan hati yang ikhlas dan sabar hingga sekarang ini. Mendirikan pondok tidak semudah dengan apa yang kita perkirakan. Cercaan, maki, hasud, dengki, ejekan, serta cemooh dari kanan kiri, dai kawan dan lawan. Untuk bisa menyesuaikan faham dan pendapat antara sanak dan famili dalam menghadapi pendapat dan ide dari lingkunganya. Maka, tersebarlah do’a dari hati nurani pengasuh serta kedua orang tua beliau, dan tak lupa dengan penuh keikhlasan diserahkannya hal-hal tersebut diatas kepada AllAh SWT.

1 komentar: