Kamis, 10 Maret 2011

NASEHAT SANTRI, PESAN PAK KYAI


Kepada Para Santi Kami Nasehatkan:
Ø      Pondok Pesantren bukan hotel.
Ø      Belajarlah bertanggung jawab atas diri sendiri dengan sebaik-baiknya.
Ø      Ikhlaslah dalam mengerjakan segala sesuatu semata-mata karena Allah SWT, tidak dengan ikhlas peraturan tetap akan berlaku.
Ø      Ingatlah pepatah :
Lain ladang lain belalang
Lain lubuk lain ikannya
Jadi, setiap tempat ada peraturan dan tata tertib, serta mempunyai adat istiadat yang berlaku, kapanpun, dimanapun, dalam setiap kesempatan apapun. Kalaulah dalam mahfudhot disebutkan:

لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَ لِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ

Tiap-tiap tempat itu ada kata-katanya yang tepat
Dan pada setiap kata itu ada tempatnya yang tepat

Hati-hatilah dengan satu hal ini:
Kalau tidak bisa dibina maka dibinasakan.
Maksudnya, apa-apa yang kita kerjakan tentu harus ad penbiasaan, dan pembinaan, jadi sekiranya tidak mau maka keinginan tidak mau itulah yang harus dibinasakan. Mengapa? Karena dalam pendidikan adanya 3 hal yaitu:
    1. penugasan,
    2. pembiasaan, dan
    3. penegasan.
Ø      Ingat! Orang tua anda di rumah, apa yang mereka kerjakan dan apa yang mereka lakukan.
Ø      Anda itu dititipkan:   TITIP yaitu – T  : Tega
  -  I   : Ikhlas
  - T   : Tegar
  -  I   : Ikhtiar
  - P  : Percaya, akan pak kyai, beserta para
         as-satidz dan as-satidzah-nya.
Ø      Kita harus selalu mengingat untuk apa kita datang kepondok ini?, (What are you looking for to Ummul Qurok). Mengapa, agar kita tidak salah dalam melangkah, agar kita tidak salah paham akan pondok, dan masih banyak lagi yang harus kita sadari.




المدرسة الدينية شوقي
 MADRASAH DINIYAH SAUQI

A. Perihal Madrasah Diniyah Sauqi
Sekitar tanggal 15 januari 2006, hari senin Madrasah Diniyah Sauqi berjalan dipondok ini, dengan penuh kekurangan dalam segala hal. Namun, dengan kekurang itu kita harus bergerak dan selalu maju kedepan bukan dengan kekurangan malah kita semakin terpuruk, lalu tidak berbuat apa-apa. Pondok ini tidak memberikan nasi kepada santri-santrinya, atau bahkan memberikan ikan akan tetapi pondok memberi benih dan memberi kail agar kita mencari, membuka sendiri perbendaharaan ilmu yang terkandung dalam buku-buku yang tidak habis-habisnya. Semua hal yang dilihat, didengar, dirasakan didalam pondok ini, itu mengandung pendidikan. Maka, tepat pada hari Ahad tanggal 10 Agustus 2008 bapak kyai mengangkat Ust. H. Musliadie, S.Pd.I menjadi kepala Madrasah Diniyah Sauqi. Dengan arahan dan kepercayaan beliau (pak Kyai) mengangkat beberapa santri menjadi dewan guru yang sekiranya sudah sesuai dengan keilmuan yang mereka miliki, sekitar 6 santri putra dan 6 santri putri diberikan kepercayaan untuk mengajar adik-adiknya. Jenjang pendidikan Madrasah Diniyah Sauqi meliputi RA I (Roudhotul Atfal Satu),  RA II (Roudhotul Atfal Dua) Untuk santri yang baru, Kelas I, II, Dan III untuk Madrasah Diniyah Wustho (setingkat SMP). Dengan kurikulum sebagai berikut:
Tingkat Ula :
1.      Kelas : Roudhotul Atfal Satu (RA I)
Mata pelajaran :
a.       Bahasa Arab
b.       Bahasa Inggris
b.       Tarikh Nabi
c.       Pasholatan
d.       Doa-doa
e.       Syi’iran
f.         Iq’ro
2.      Kelas : Roudhotul Atfal Dua (RA II)
Mata pelajaran :
a.       Bahasa Inggris
b.      Bahasa Arab
c.       Al-Fiqih
d.      Tajwid
e.       Akhlakku Lilbanin
f.        Do’a-do’a
g.       Syi’iran

Untuk tingkat Wustho :
1.      Kelas : Satu (I)
a.       Bahasa arab
b.      Bahasa Inggris
c.       As-Shorfu
d.      Akhlakku Lilbanin
e.       Al-Fiqih
f.        Tajwid
g.       Tarikh Islam
h.       Nahwu
2.      Kelas : Dua (II)
a.     Bahasa arab
b.    Bahasa Inggris
c.     As-Shorfu
d.    Akhlakku Lilbanin
e.     Al-Fiqih
f.      Tauhid
g.     Tarikh Islam
h.     Nahwu
3.      Kelas : Tiga (III)
a.     Bahasa arab
b.    Bahasa Inggris
c.     As-Shorfu
d.    Akhlakku Lilbanin
e.     Al-Fiqih (Bulughol Marom)
f.      Tauhid
g.     Tarikh Islam
h.     Nahwu (Imrithi)
i.       Hadist (Bulughol Marom)

Selain itu, dalam pembelajaran santri-santri diberikan pengajaran kitab-kitab kuning, hafalan juz amma, hafalan 30 juz (Satu Al-Qur’an penuh) dan ditambah dengan kegiatan-kegiatan extra yang lainnya. Diharapkan yang semuanya itu menjadi bekal dalam mengahadapi dunia, dan bisa mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat.
Dalam ujian kita mempunyai dua gelombang ujian yaitu, antara ujian tulis dan lisan. Untuk ujian lisan (syafahi) mencangkup 3 materi yaitu:
1. Bahasa arab     :        a. Percakapan
b. Materi bahasa arab
c. Tarjamah (Menterjemahkan)
d. Mufrothat (Kosa kata)
e. Penulisan Mufrothat dalam papan tulis
f. Mahfuzhot (Untuk kelas I, II, dan III)
g. Nahwu dan Shorof (Untuk kelas I, II, dan III)
2. Bahasa Inggris :        a. Percakapan
b. Materi bahasa arab
c. Tarjamah (Menterjemahkan)
d. Mufrothat (Kosa kata)
e. Penulisan Mufrothat dalam papan tulis
f. Grammar (Untuk kelas I, II, dan III)
            3. Al-Qur’an         :      a. Qiro atul Al-Qur’an (Murothal)
                                                b. Tajwid
                                                c. Hafalan juz Am’ma
                                                d. Do’a sehari-hari
                                                e. Praktek Ibadah Qouliyah dan Amaliyah.
Adapun, untuk ujian tulis semua dari mata pelajaran yang dipelajari., Untuk ujian sendiri membutuhkan sekitar 10 hari minimal. Bahkan bisa lebih, Ujian adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana materi-materi yang mereka pelajari dapat dipahami. Agar menjadi evaluasi dalam diri pribadi santri, disini mereka diuji bukan hanya dari materi akan tetapi dari kejujuran, kepribadian, dan rasa tanggungjawab atas apa yang telah mereka dapatkan. Agar pondok ini sampai dalam menetapkan tujuannya yaitu menjadikan santri-santrinya menjadi orang-orang yang alim sholih dan alimah sholihah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar